farma

farma
farma

Sabtu, 12 November 2011

HERPES ZOSTER


Deskripsi
Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air. Infeksi awal virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke dalam ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam keadaan tidak aktif. Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar saraf yang terlibat di kulit (dermatom).
Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian. Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan. Biasanya, penyebab dari pengaktivan kembali virus ini tidak diketahui.
Gejala
Gejala dari herpes jenis ini adalah pada 3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih. Terkadang penderita merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.
Gejala lain, muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan. Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena. Lepuhan paling sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi (kanan saja atau kiri saja). Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.
Lepuhan mulai mengering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah mereka muncul. Lepuhan mengandung virus herpes zoster, yang jika ditularkan bisa menyebabkan cacar air. Lepuhan yang lua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa sistem kekebalan penderita tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pengobatan
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder. Jika mengenai saraf wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalah yang cukup serius