Peluang bisnis farmasi di tahun-tahun mendatang
akan malin terbuka luas, terutama setelah diberlakukannya Badan
Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 2014.
Dengan pemberlakuan BPJS Kesehatan
Januari 2014 mendatang diperkirakan akan ada lonjakan pasien karena
semua orang bisa berobat. dan ini mungkin dilihat pengusaha atau pelaku industri maupun bisnis retail farmasi sangat menggiurkan.
bayangkan saja sekitar 130 juta rakyat indonesia pada 2014 dijamin kesehatannya oleh negara... tentunya semua ada prosedurnya. tapi dalam hal ini kita akan lihat dari segi peluang bisnis farmasinya.
yakinlah terhadap kebutuhan obat di masa depan. Sebab, saat ini penyakit
tidak menular semakin meningkat. Sebaliknya penyakit infeksi cenderung
menurun. “Kondisi ini mendorong untuk terus berinovasi dalam pemenuhan obat yang tepat bagi masyarakat.
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah gerakan yang cukup bagus
dari pemerintah, untuk menyehatkan masyarakat, dan warga terlindungi
oleh jaminan sosial. Adanya jaminan sosial ini tidak akan membuat
perusahaan farmasi kehilangan pasarnya.
Pasar tidak tertutup. Karena masih ada masyarakat yang menginginkan
obat di luar yang di-cover SJSN. Justru hal itu semakin membesarkan
pasar farmasi. Kesadaran masyarakat akan kesehatan juga naik 100% dengan
diberlakukannya SJSN,
dan inilah peluang yang harusnya bisa dimanfaatkan oleh entrepenur-entrepenur farmasi terutama apoteker muda untuk mengabdikan ilmu farmasi seluas-luasnya terutama dengan menyediakan apotek sebagai sarana pelayanan kefarmasian bagi masyarakat luas. SALAM FARMASI..!!
farma
Kamis, 06 Desember 2012
Rabu, 22 Agustus 2012
Profil Perusahaan Kimia Farma
SEKILAS KIMIA FARMA
Cikal-bakal
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama
perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp &
Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda
di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga
nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada
tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik—PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan
tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa
Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan
telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan
terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam
pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan
masyarakat Indonesia.
Komitmen Menjalankan I CARE
Nilai-nilai budaya perusahaan "I CARE" (Innovative, Costumer First, Accountability, Responsibility, Eco Friendly), secara konsisten tetap dijalankan, sebagai dasar perusahaan dalam berkarya membangun kesehatan bangsa.
1.Kimia Farma Industri
Kegiatan usaha industri ini dikelola oleh perusahaan induk yang memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina serta produk-produk turunannya dan minyak nabati. Sebagai tulang punggung Industri, terdapat 5 (lima) fasilitas produksi (pabrik) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Plant Jakarta, DKI Jakarta : Satu-satunya pabrik di Indonesia yang ditugaskan Pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika dan ARV (Anti Retro Viral). Memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk semua jenis sediaan yang diproduksi, serta menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001 : 2008. serta mendapatkan Proper Biru dalam pengolahan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan penghargaan Gubernur DKI Jakarta untuk Ketaatan dan Kinerja Pengelolaan Lingkungan.
Plant Bandung, Jawa Barat : Memproduksi bahan baku kina dan urunannya, serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang telah mendapatkan US-FDA Approval. Memperoleh sertifikat CPOB untuk produksi tablet, tablet salut, sirup, serbuk, Pil KB dan bahan baku kina & turunannya. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001 : 2008. Mendapat Kosher Certificate dari Court of the Chief Rabbi Beth Din London, Sertifikat produk garam kina dari European Directorate for the Quality of Medicines (EDQM) dan Sertifkat Halal MUI Jawa Barat.
Plant Semarang, Jawa Tengah : Khususkan memproduksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak). Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001 : 2008 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) serta memperoleh sertifikat HACCP untuk memproduksi minyak nabati.
Plant Watudakon, Jombang, Jawa Timur : Satu-satunya pabrik pengolah tambang yodium di Indonesia. Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001 : 2008 dan ISO 14001 serta mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dalam memproduksi bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah darah serta kapsul lunak. Juga memproduksi obat dalam sediaan tablet, tablet salut, salep dan cairan obat luar.
Plant Tanjung Morawa, Medan, Sumatera Utara : Memproduksi obat dalam sediaan tablet, krim dan kapsul. Mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk seluruh jenis sediaan yang diproduksi serta menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO-9001 : 2008.
Alamat Pabrik
1. Plant Jakarta
JI. Rawa Gelam V No. 1, Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta 73930
TeIp.021-4609354 (Hunting)
Fax. 021 - 460 3143
2. Plant Bandung
Jl. Padjadjaran No. 29-31
Bandung 40171
Telp. 022-420 4043 (Hunting)
Fax. 022 - 423 7079
3. Plant Watudakon
Ds. Jombok, Kec. Kesamben, Kab. Jombang
PO BOX 126, Mojokerto 61301
Telp. 0321-397 300-2
Fax. 0321 -397 303
4. Plant Tanjung Morawa
JI. Raya Medan-Tanjung Morawa KM 9
Medan 20148
TeIp.061-7867022
Fax. 061 -7865 744
5. Plant Semarang
JI. Simongan PO BOX 1206
Semarang 50147
Telp. 024 - 760 4060 - 760 5273
Fax. 024 - 760 5265
2.Kimia Farma Trading & Distribusi
PT Kimia Farma Trading and Distribution, adalah perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Layanan Perdagangan dan Distribusi. Perusahaan yang dikenal dengan nama KFTD ini, meliliki wilayah layanan dan jalur distribusi yang luas, mencakup 33 Propinsi, 466 Kabupaten atau Kota.
Saat ini jumlah karyawan yang tergabung dengan KFTD mencapai 986 orang, dan pada tahun 2010 sales force yang dimiliki KFTD mencapai lebih dari 446 orang, yang terdiri dari salesman dan petugas ekspedisi. Jumlah ini akan terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan dilapangan.
Untuk memudahkan operasionalnya, KFTD juga didukung oleh 43 kantor cabang yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Jaringan distribusi ini melayani lebih dari 31 rekanan prinsipal, memenuhi kebutuhan sekitar 14.658 apotek, 1.123 Pedagang Besar Farmasi (PBF), 17.440 toko obat, 7.074 pedagang bebas, 2.377 rumah sakit, dan 3258 pasar modern.
Sebagai penyedia Jasa Layanan Distribusi, KFTD menyalurkan aneka produk dari perusahaan induk, produk dari prinsipal lainnya, serta produk-produk non-prinsipal. Dan di bidang Jasa Perdagangan atau Trading, KFTD menangani kontrak-kontrak bisnis yang didapat melalui sistem tender.
3.Kimia Farma Apotek
Usaha
ritel farmasi dijalankan oleh PT. Kimia Farma Apotek, melalui
pengoperasian apotek. Secara keseluruhan saat ini berjumlah lebih dari
400 apotek. Sebagai tahap awal program franchise, pada tahun 2011 KFA berhasil membuka 5 apotek franchise.
Klinik KesehatanKlinik Kesehatan yang semula berada di PT Kimia Farma (Persero) Tbk / holding, sejak Maret 2009, dikelola oleh PT Kimia Farma Apotek, yang merupakan salah satu produk layanan yang terintegrasi dengan apotek, menyediakan jasa layanan konsultasi dan pemeliharaan kesehatan. Jenis klinik yang dikembangkan meliputi klinik pratama, utama dan khusus yang berlokasi di Jawa dan Bali.
Laboratorium Klinik
Laboratorium Klinik menyediakan jasa layanan pemeriksaan kesehatan (medical check up). Laboratorium Klinik memiliki lebih dari 30 cabang yang terdiri dari laboratorium klinik kelas utama, madya dan pratama yang berada di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi
Laba Kimia Farma tembus Rp1,58 triliun? Melonjak 229%
Jakarta - BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
mencatat kenaikan laba 229,16% dari Rp 36,96 miliar menjadi Rp 84,14
miliar. Kinerja positif ini tidak lepas dari naiknya penjualan,
khususnya dari obat ethical dan Over the counter (OTC).
Menurut Corporate Secretary Kimia Farma Djoko Rusdianto, kinerja perseroan ini diharapkan masih akan berlangsung hingga akhir 2012, dimana pendapatan KAEF periode Januari-Juni 2012 bertumbuh 12,3% menjadi Rp 1,583 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 1,409 triliun.
"Kita terus mempersiapkan diri menyosong diberlakukannya SJSN pada 2014 mendatang, sehingga pada saatnya kita siap bersaing dengan perusahaan farmasi lain," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/8/2012).
Tercatat penjualan kepada perushaan mencapai Rp 504,208 miliar, atau naik dari sebelumnya RP 326,9 miliar. Sementara penjualan untuk pihak ketiga sebesar RP 1,079 triliun, sehingga total penjualan KAED di paruh pertama ini Rp 1,58 triliun.
Perseroan, lanjutnya terus meningkatan kapasitas pabrik obat serta memperbanyak jumlah apotek Kimia Farma dengan format "one stop healthcare solution". Selain itu, guna membantu pemenuhan obat bagi peserta BPJS misalkan, Kimia Farma akan memperbaiki serta meningkatkan kapasitas kelima pabrik obatnya. Perbaikan pabrik ini menghabiskan dan Rp 370 miliar.
Guna memuluskan strategi, KAEF juga berencana menerbitkan saham baru melalui rights issue sejumlah Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Sedangkan sisanya diperoleh dari laba ditahan dan pinjaman bank.
Tahun ini perseroan juga berencana membangun 50 apotek baru. Tiga apotek baru diantaranya berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pendirian apotek, KAEF menggandeng mitra lokal, Averroes Sdn. Bhd.
Menurut Corporate Secretary Kimia Farma Djoko Rusdianto, kinerja perseroan ini diharapkan masih akan berlangsung hingga akhir 2012, dimana pendapatan KAEF periode Januari-Juni 2012 bertumbuh 12,3% menjadi Rp 1,583 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 1,409 triliun.
"Kita terus mempersiapkan diri menyosong diberlakukannya SJSN pada 2014 mendatang, sehingga pada saatnya kita siap bersaing dengan perusahaan farmasi lain," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/8/2012).
Tercatat penjualan kepada perushaan mencapai Rp 504,208 miliar, atau naik dari sebelumnya RP 326,9 miliar. Sementara penjualan untuk pihak ketiga sebesar RP 1,079 triliun, sehingga total penjualan KAED di paruh pertama ini Rp 1,58 triliun.
Perseroan, lanjutnya terus meningkatan kapasitas pabrik obat serta memperbanyak jumlah apotek Kimia Farma dengan format "one stop healthcare solution". Selain itu, guna membantu pemenuhan obat bagi peserta BPJS misalkan, Kimia Farma akan memperbaiki serta meningkatkan kapasitas kelima pabrik obatnya. Perbaikan pabrik ini menghabiskan dan Rp 370 miliar.
Guna memuluskan strategi, KAEF juga berencana menerbitkan saham baru melalui rights issue sejumlah Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Sedangkan sisanya diperoleh dari laba ditahan dan pinjaman bank.
Tahun ini perseroan juga berencana membangun 50 apotek baru. Tiga apotek baru diantaranya berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pendirian apotek, KAEF menggandeng mitra lokal, Averroes Sdn. Bhd.
Selasa, 21 Agustus 2012
Baru, obat untuk menambah usia pasien kanker prostat!
Sebuah obat baru yang ditemukan diklaim mampu memberikan harapan hidup
yang lebih lama bagi penderita kanker prostat, bahkan ketika mereka
gagal dalam terapi.
Obat bernama enzalutamide ini adalah
pil yang menghambat tumor prostat dari beberapa arah yang berbeda.
Hebatnya, obat ini bahkan tak memberikan efek samping seperti mual,
rambut rontok, dan efek lainnya yang berkaitan dengan kemoterapi.
"Ini sangat luar biasa," kata Dr Howard Scher dari memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York, ketua penelitian.
Hasil ini didapatkan setelah penelitian terhadap 1.200 pasien kanker prostat di 15 negara dilakukan. Penelitian ini menemukan bahwa pria yang mengonsumsi enzalutamide bisa hidup 37 persen lebih lama dibandingkan pasien yang tak mengonsumsi obat ini.
Pria yang mengonsumsi obat ini mampu hidup 18,4 bulan, sementara pasien yang hanya mengonsumsi placebo hanya mampu hidup selama 13,6 bulan.
Rencananya obat in akan diproduksi oleh Medivation dalam beberapa bulan mendatang dan dijual seharga USD 6.000 per bulan. Apakah uang sebanyak itu pantas untuk hasil yang diberikan?
"Jika pil ini bisa memperpanjang usia Anda, tentu saja ini layak," kata Scher, seperti dilansir oleh NBC News (15/08).
Namun Scher mengakui bahwa hasil rata-rata juga bisa menipu. Bagi beberapa orang, obat ini mungkin tak menunjukkan reaksi. Namun obat ini juga bisa berhasil sangat baik bagi sebagian orang.
Dengan tingkat kanker prostat yang telah membunuh hingga puluhan ribu orang, setidaknya obat ini akan memberikan harapan hidup yang dibutuhkan.
"Ini sangat luar biasa," kata Dr Howard Scher dari memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York, ketua penelitian.
Hasil ini didapatkan setelah penelitian terhadap 1.200 pasien kanker prostat di 15 negara dilakukan. Penelitian ini menemukan bahwa pria yang mengonsumsi enzalutamide bisa hidup 37 persen lebih lama dibandingkan pasien yang tak mengonsumsi obat ini.
Pria yang mengonsumsi obat ini mampu hidup 18,4 bulan, sementara pasien yang hanya mengonsumsi placebo hanya mampu hidup selama 13,6 bulan.
Rencananya obat in akan diproduksi oleh Medivation dalam beberapa bulan mendatang dan dijual seharga USD 6.000 per bulan. Apakah uang sebanyak itu pantas untuk hasil yang diberikan?
"Jika pil ini bisa memperpanjang usia Anda, tentu saja ini layak," kata Scher, seperti dilansir oleh NBC News (15/08).
Namun Scher mengakui bahwa hasil rata-rata juga bisa menipu. Bagi beberapa orang, obat ini mungkin tak menunjukkan reaksi. Namun obat ini juga bisa berhasil sangat baik bagi sebagian orang.
Dengan tingkat kanker prostat yang telah membunuh hingga puluhan ribu orang, setidaknya obat ini akan memberikan harapan hidup yang dibutuhkan.
Mengungkap Konspirasi Imunisasi dan Bahaya Vaksin
Semalam ada
seorang bidan muda menelepon saya. Dia menanyakan kepada saya tentang
mengapa saya sangat melarang Imunisasi bagi anak-anak (terutama sekali
keponakan-keponakan saya). Apakah alasan saya melarangnya? Berikut
tulisan singkat saya (bahannya terlalu banyak jadi saya persingkat).
Imunisasi dan Konspirasi di dalamnya.
Jika kita
merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita
dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang
vaksinasi pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller
sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di
dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional.
Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya :
The UN’s WHO was established by the Rockefeller family’s foundation in 1948 – the year after the same Rockefeller cohort established the CIA. Two years later the Rockefeller Foundation established the U.S. Government’s National Science Foundation, the National Institute of Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service (PHS).
~ Dr. Leonard Horowitz dalam “WHO Issues H1N1 Swine Flu Propaganda”
Wah hebat sekali ya penguasaan mereka pada lembaga-lembaga strategis.
Dilihat
dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita
menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca :
konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak
seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.
Apa Kata Para Ilmuwan Tentang Vaksinasi?
“Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”
~ Dr. James R. Shannon, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika
“Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University
“Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris
“Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional
“Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962
“Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional
“Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika
“Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
~ Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth”
Dan masih banyak lagi pendapat ilmuwan yang lainnya.
Dan ternyata
faktanya di Jerman para praktisi medis, mulai dokter hingga perawat,
menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam
“Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981) yang
berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in Susceptible
Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu
disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak
terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para
pakar obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar
pediatrik. Kurang lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik
menolak suntikan vaksin rubella.
Lalu mengapa bisa hal itu terjadi? Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi?
Menurut
pencarian saya tentang imunisasi yang telah saya lakukan sejak beberapa
tahun lalu. Saya berusaha mengaitkannya dengan metode ilmu genetik dalam
Islam yang sedikit telah saya pahami.
Vaksin yang
telah diproduksi dan dikirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini
(terutama negara muslim, negara dunia ketiga, dan negara berkembang),
adalah sebuah proyek untuk mengacaukan sifat dan watak generasi penerus
di negara-negara tersebut.
Vaksin
tersebut dibiakkan di dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui
sifat dan asal muasalnya. Kita tau bahwa vaksin didapat dari darah sang
penderita penyakit yang telah berhasil melawan penyakit tersebut. Itu
artinya dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang inang dari tempat virus
dibiakkan tersebut.
Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA adalah
berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan
kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan sejarah penyakitnya.
Lalu apa
jadinya apabila DNA orang yang tidak kita tau asal usul dan wataknya
bila tercampur dengan bayi yang masih suci? Tentunya bayi tersebut akan
mewarisi genetik DNA sang inang vaksin tersebut.
Pernahkan
anda terpikir apabila sang inang vaksin tersebut dipilih dari
orang-orang yang terbuang, kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminum
alkohol, dan sebagainya?
Dari banyak
sumber yang saya dengar selama ini, penelitian tentang virus dilakukan
kepada para narapidana untuk menghemat biaya penelitian, atau malah
mungkin hal itu disengaja?
Zat-zat kimia berbahaya dalam vaksin.
Vaksin
mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi
dan meningkatkan performa vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan
aluminium, yang dapat membawa efek jangka panjang seperti
keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll.
Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari antara 200 –
500 % di setiap negara bagian di Amerika.
Babi dalam Vaksin.
Penggunaan
asam amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Bahkan
kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena babi memang
diharamkan, seperti tertuang dalam Qur’an ayat berikut :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
Bahkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) juga disebutkan :
“Jangan makan babi. Binatang itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tidak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”
Imamat 11 : 7-8
Lalu mengapa Allah mengharamkan Babi?
1. Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi.
Asam amino
adalah salah satu penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat
insulin pada manusia dan babi, maka hanya akan terpaut satu daripada
babi. Berikut penjelasannya :
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda
Para
produsen vaksin mengatakan bahwa jika menggunakan asam amino babi, maka
mereka tidak memerlukan banyak proses penelitian lagi karena hanya
terpaut satu asam amino. Berbeda dengan sapi yang terpaut 3 asam amino.
“Secara chemisty, DNA manusia dan babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan IPB
Tapi
sayangnya mereka lupa jika asam aminonya hampir identik berarti sama
saja kita memakan daging manusia (kanibal), dan telah jelas bahwa
kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik yang tidak bisa
disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.
Di China,
terdapat sebuah desa yang gemar memakan daging manusia yang melintas di
desanya, yang kemudian digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka
mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan rasa daging babi.
2. Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.
Seorang Imam
Muslim bersama kawannya orang barat pernah melakuak test kepada 3 ekor
babi dan 3 ekor ayam, masing masing adalah 2 jantan dan 1 betina. Dan
hasilnya adalah :
Ketika 2 ekor ayam jantan dan 1 ayam betina dilepas, maka 2 ayam jantan tersebut bertarung hingga satu tewas/kalah untuk merebutkan betina. Namun apa yang terjadi ketika 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina dilepas ? ternyata babi jantan yang satu membantu yang lain untuk melaksanakan hajat seksualnya pada si betina.
Dan sang Imam berkata, “Inilah ! Daging babi itu membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini terjadi pada kaum kalian.”
Beberapa
penelitian di barat juga banyak yang menyatakan bahwa memakan babi dapat
mempengaruhi watak, resiko perselingkuhan, dan hasrat seksual yang
melebihi ambang batas kewajaran sebagai manusia.
3. Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas.
Babi
memiliki berbagai reseptor dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus
jinak yang masuk ke dalam tubuh babi kemudian keluar dalam keadaan
ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal para ilmuwan
adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza manusia
dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus
yang terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi
ganas. Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis
virus yang memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi
satu virus ganas yang memiliki 2 sifat.
4. Banyaknya penyakit dalam tubuh Babi
Kita sudah
mengetahui sejak Sekolah Dasar dahulu bahwa babi mengandung cacing pita
yang sangat berbahaya. Cacing pita bahkan dapat mengganggu sistem syaraf
dan dapat masuk hingga otak manusia. Selain cacing pita masih banyak
penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi melalui bakteri, karena
kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan kotorannya sendiri.
5. Sifat aneh babi lainnya.
“Babi mempunyai sifat kembar antara binatang buas dan binatang jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang menyerupai binatang jinak ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan lainnya.
Babi memiliki syahwat yang amat kuat, hingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di atas betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu atau menewaskan kedua-duanya.
Satu kali mengandung, babi betina dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah berumur 8 bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah mencapai umur 6 bulan. Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan, betinanya mulai bunting setelah dikawini dan akan melahirkan setelah bunting selama enam atau tujuh bulan. Babi betina yang telah mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis binatang ini adalah yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan merupakan binatang jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya (kawin).
Yang mengherankan, jika sebelah matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu daging yang berada di bawahnya.”
~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra
Bencana akibat vaksin yang tidak pernah dipublikasikan.
- Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
- Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
- Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
- Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
- Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
- Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
- Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
- Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
- Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara massal di kalangan anak-anak.
- Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
- Anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
- Vaksin cacar dipercayai bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
- Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang
yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun
1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah
divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar
terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880
kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar
tidak berhasil.
- Dan masih banyak lagi.
Mengapa vaksin gagal melindungi terhadap penyakit?
Walene James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata.
Sebelum
introduksi vaksin cacar dan gondok, kasus cacar dan gondok yang menimpa
anak-anak adalah kasus tidak berbahaya. Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga
tubuh kita tidak menghasilkan respon inflamatory terhadap virus yang
diinjeksi.
SIDS (Sudden
Infant Death Syndrome) naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi
12.8 per 1000 pada 1992 di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian
SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu di mana vaksin mulai diberikan
kepada bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6 bulan pertama bayi. Persentase
kasus SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9 per 1000 dari 1953
sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada saat hampir
semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan kemajuan
medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan menjadi 36 per anak.
Dr. W. Torch
berhasil mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang
terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga
melaporkan 11 kasus kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam paska
injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70 kasus kematian SIDS, 2/3 korban
adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3 minggu
sebelumnya.
Tidak ada
satu kematian pun yang dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal
yang mulia dan tidak ada pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di
media utama karena mereka begitu menguntungkan bagi perusahaan farmasi.
Ada alasan
yang valid untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam
mencegah penyakit, tetapi mereka juga kontraproduktif karena melukai
sistem kekebalan yang meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan
tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian.
Lalu adakah imunisasi yang benar menurut Islam?
Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajarkan dan merekomendasikannya.
Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi BakrDari Asma’ binti Abu Bakr bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”
Ibu saya
pernah mengatakan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan
glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut
dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot
bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya.
Pada kasus
bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat
gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah kurang
dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di
atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100
ml.
Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah.
Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk
menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu dan
kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang.
Terkadang
bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti
insomnia, lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran,
penglihatan, atau keduanya.
Apabila
hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka bisa
menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu
memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat
mulut, maupun pembuluh darah.
Mayoritas
atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa
seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa
menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya
tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang
memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW
secara medis dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu
sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa
dalam darah bayi.
Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.
Berikut video tentang tata cara Tahnik :
Penutup
Imunisasi
yang selama ini digembar-gemborkan oleh Zionis dapat berdampak kepada
masalah yang sangat serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang
bertujuan untuk menjadikan ras lainnya berada di bawah kekuasaan mereka
dengan berbagai cara. Sudah cukup adik laki-laki saya yang menjadi
korban konspirasi imunisasi ini. Kini saatnya kita membuka mata dan
bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda yang mereka
lakukan.
Bahkan Allah telah menyuruh kita berhati-hati terdadap berita dari mereka :
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6
Masih banyak
sumber yang belum saya paparkan di sini. Termasuk bagaimana teknologi
pengetahuan Islam menyingkap bagaimana setan dapat menjadikan manusia
menjadi jahat melalui makanan yang haram yang kita konsumsi. Insya Allah
lain waktu saya dapat menjelaskannya.
Semoga Allah memberkahi dan melindungi kita semua.
Rabu, 15 Agustus 2012
Mengintip Gaji Petinggi BUMN FARMASI
Bagi Gunawan Pranoto, Direktur Utama Kimia Farma (thn 2008) , dengan gaji yang
diterimanya saat ini ia sudah sepatutnya bersyukur. ?Dalam bekarir gaji
bukanlah segala-galanya. Yang penting bisa memberi manfaat,? ungkapnya
diplomatis. Menurutnya, gaji level direktur utama atau jajaran direksi
yang tinggi sejatinya hanya berupa asumsi. ?Besar-tidaknya gaji level
direktur sangat tergantung pada skala bisnisnya dengan swasta,?
imbuhnya. Artinya, perusahaan seperti Kimia Farma dalam menjalankan
bisnisnya akan bersaing dengan pihak swasta. Eksekutif mempunyai
tanggung jawab yang sama untuk membesarkan perusahaan. ?Konsumen ketika
membeli obat, juga tidak akan melihat apakah produknya itu dari
perusahaan swasta atau BUMN kan?? ujarnya.
Menurut Gunawan, penentuan gaji para eksekutif di BUMN sudah ada
pedomannya. ?Rumus-rumusnya juga sudah ada, perhitungannya rumit,?
katanya. Besaran gaji sangat ditentukan oleh besarnya aset yang
dikelola. Sementara Sjamsul Arifin, Direktur Keuangan Kimia Farma
memaparkan berdasarkan survei penggajian Gabungan Pengusaha Farmasi
(GPF), terdapat tiga kategori. Ada perusahaan yang berada pada batas
atas, bawah, dan rata-rata. ?Setiap perusahaan memiliki policy
masing-masing,? katanya. Perusahaan yang besar dan kuat cenderung menuju
batas atas, sedangkan perusahaan kecil cenderung masuk ke kategori batas
bawah, dan perusahaan menengah masuk kategori yang rata-rata.
Di perusahaan dalam batas atas, untuk level brand manager, misalnya
gajinya berkisar Rp 25-30 juta/bulan, sedangkan di batas bawah ada yang
Rp 10-15 juta/bulan. Perusahaan-perusahaan yang berada di batas atas
biasanya perusahaan PMA dengan menggaji dalam kurs asing dan PMDN yang
besar. ?BUMN berada pada kategori rata-rata,? ujar Gunawan. Diakuinya,
sebelumnya, Kimia Farma mengikuti standar gaji pegawai negeri sipil.
Namun setelah menjadi perusahaan terbuka, Kimia Farma cenderung
mengikuti tren pasar. ?Ada yang di bidang-bidang tertentu menggaji lebih
rendah, tapi ada yang lebih mahal seperti di divisi pemasaran dan
penjualan atau divisi apotek,? imbuhnya. Untuk apotek, dari hasil survei
GPF diperoleh data, karyawan Apotek Kimia Farma mengantongi gaji lebih
besar dibanding gaji di apotek-apotek lain. Sementara sistem penggajian
di level board of director menurutnya sangat tergantung pada performa.
?Bonus dan tantiem biasanya diberikan dengan pertimbangan perolehan
laba,? cetusnya.
Pola penggajian itu sendiri menurutnya diberikan dengan sistem
kompensasi berdasarkan rumusan 3P yakni: person, posisi dan performa.
Person, terdiri dari gaji dasar dengan melihat standar kebutuhan hidup.
Posisi, dengan memberikan tunjangan jabatan yang diukur berdasarkan job
analisys, job ranking/grading dan salary survey. Sementara berdasarkan
performa, dengan melihat variabel aktivitas yang terkait dengan kinerja
individu dan profit sharing (bonus) seperti komisi penjualan, jasa
produksi, bonus triwulan dan bonus tahunan. Bonus dan tantiem sendiri
dilihat berdasarkan aset, omset dan tren laba, sedangkan komposisi fixed
salary dengan variable salary biasanya antara level top management dan
level bawah (low management) berbeda. ?Bila dilihat grafiknya, semakin
tinggi posisinya, semakin besar variable salary- nya. Sementara untuk
level semakin ke bawah, maka fixed salary-nya yang membesar sementara
variable salary-nya mengecil,? Gunawan menguraikan.
diterimanya saat ini ia sudah sepatutnya bersyukur. ?Dalam bekarir gaji
bukanlah segala-galanya. Yang penting bisa memberi manfaat,? ungkapnya
diplomatis. Menurutnya, gaji level direktur utama atau jajaran direksi
yang tinggi sejatinya hanya berupa asumsi. ?Besar-tidaknya gaji level
direktur sangat tergantung pada skala bisnisnya dengan swasta,?
imbuhnya. Artinya, perusahaan seperti Kimia Farma dalam menjalankan
bisnisnya akan bersaing dengan pihak swasta. Eksekutif mempunyai
tanggung jawab yang sama untuk membesarkan perusahaan. ?Konsumen ketika
membeli obat, juga tidak akan melihat apakah produknya itu dari
perusahaan swasta atau BUMN kan?? ujarnya.
Menurut Gunawan, penentuan gaji para eksekutif di BUMN sudah ada
pedomannya. ?Rumus-rumusnya juga sudah ada, perhitungannya rumit,?
katanya. Besaran gaji sangat ditentukan oleh besarnya aset yang
dikelola. Sementara Sjamsul Arifin, Direktur Keuangan Kimia Farma
memaparkan berdasarkan survei penggajian Gabungan Pengusaha Farmasi
(GPF), terdapat tiga kategori. Ada perusahaan yang berada pada batas
atas, bawah, dan rata-rata. ?Setiap perusahaan memiliki policy
masing-masing,? katanya. Perusahaan yang besar dan kuat cenderung menuju
batas atas, sedangkan perusahaan kecil cenderung masuk ke kategori batas
bawah, dan perusahaan menengah masuk kategori yang rata-rata.
Di perusahaan dalam batas atas, untuk level brand manager, misalnya
gajinya berkisar Rp 25-30 juta/bulan, sedangkan di batas bawah ada yang
Rp 10-15 juta/bulan. Perusahaan-perusahaan yang berada di batas atas
biasanya perusahaan PMA dengan menggaji dalam kurs asing dan PMDN yang
besar. ?BUMN berada pada kategori rata-rata,? ujar Gunawan. Diakuinya,
sebelumnya, Kimia Farma mengikuti standar gaji pegawai negeri sipil.
Namun setelah menjadi perusahaan terbuka, Kimia Farma cenderung
mengikuti tren pasar. ?Ada yang di bidang-bidang tertentu menggaji lebih
rendah, tapi ada yang lebih mahal seperti di divisi pemasaran dan
penjualan atau divisi apotek,? imbuhnya. Untuk apotek, dari hasil survei
GPF diperoleh data, karyawan Apotek Kimia Farma mengantongi gaji lebih
besar dibanding gaji di apotek-apotek lain. Sementara sistem penggajian
di level board of director menurutnya sangat tergantung pada performa.
?Bonus dan tantiem biasanya diberikan dengan pertimbangan perolehan
laba,? cetusnya.
Pola penggajian itu sendiri menurutnya diberikan dengan sistem
kompensasi berdasarkan rumusan 3P yakni: person, posisi dan performa.
Person, terdiri dari gaji dasar dengan melihat standar kebutuhan hidup.
Posisi, dengan memberikan tunjangan jabatan yang diukur berdasarkan job
analisys, job ranking/grading dan salary survey. Sementara berdasarkan
performa, dengan melihat variabel aktivitas yang terkait dengan kinerja
individu dan profit sharing (bonus) seperti komisi penjualan, jasa
produksi, bonus triwulan dan bonus tahunan. Bonus dan tantiem sendiri
dilihat berdasarkan aset, omset dan tren laba, sedangkan komposisi fixed
salary dengan variable salary biasanya antara level top management dan
level bawah (low management) berbeda. ?Bila dilihat grafiknya, semakin
tinggi posisinya, semakin besar variable salary- nya. Sementara untuk
level semakin ke bawah, maka fixed salary-nya yang membesar sementara
variable salary-nya mengecil,? Gunawan menguraikan.
OBAT hepatitis MURAH PRODUK KIMIA FARMA
Saat ini BUMN farmasi Kimia Farma sudah bisa memproduksi obat lamivudin dengan merek Heplav untuk hepatitis. Tapi sayangnya belum banyak orang yang tahu dan mengenal obat ini, serta belum merata distribusinya.
HEPLAV saat ini hanya tersedia di beberapa outlet kimia farma. jika dibandingkan dengan obat hepatitis yang mengandung Lamivudin produk ini bisa dikatakan sangat murah, HEPLAV harganya berkisar 140rb-an.
Senin, 13 Agustus 2012
Jangan minum obat anti nyeri saat berpuasa
Pada bulan Ramadan orang sering mengalami kelelahan dan letih. Karena
itu mereka mengkonsumsi obat-obatan penahan rasa sakit dan nyeri.
Padahal, konsumsi obat tersebut saat berpuasa dapat menyebabkan luka
pada lambung dan usus.
“Pada keadaan yang sudah parah dapat menyebabkan muntah darah dan feses berubah menjadi hitam,”
Umumnya, gangguan ini meyerang orang yang sudah lanjut usia, dimana kondisi lambungnya sudah tipis, dan vaskulernya tidak terlalu baik. Yaitu, ketika obat-obatan tersebut dikonsumsi ketika keadaan perut kosong,
“Biasanya bereaksi terhadap orang dewasa yang berusia diatas 40 tahun. Akan tetapi, harus pula dilihat faktor-faktor pendukungnya, seperti keadaan sedang berpuasa, kombinasi dengan obat toksik, obat pengencer darah, atau obat lainnya,”
Obat penahaan rasa sakit ini biasanya mengandung Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) yang sangat tajam untuk lambung. Karena itu, penggunaan obat ini juga harus bersamaan dengan obat asam lambung.
“Prinsipnya, kalau dalam keadaan seperti ini lebih baik menggunakan obat luar, obat gosok, atau penggunaan Paracetamol,”
Untuk melakukan pengecekan, selain melihat gejala sakitnya, seperti muntah darah ataupun feses, dapat pula dilakukan pengecekan darah dan endoskopi. Pada kondisi yang sudah parah harsu segera mendapatkan transfusi darah
“Pada keadaan yang sudah parah dapat menyebabkan muntah darah dan feses berubah menjadi hitam,”
Umumnya, gangguan ini meyerang orang yang sudah lanjut usia, dimana kondisi lambungnya sudah tipis, dan vaskulernya tidak terlalu baik. Yaitu, ketika obat-obatan tersebut dikonsumsi ketika keadaan perut kosong,
“Biasanya bereaksi terhadap orang dewasa yang berusia diatas 40 tahun. Akan tetapi, harus pula dilihat faktor-faktor pendukungnya, seperti keadaan sedang berpuasa, kombinasi dengan obat toksik, obat pengencer darah, atau obat lainnya,”
Obat penahaan rasa sakit ini biasanya mengandung Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs) yang sangat tajam untuk lambung. Karena itu, penggunaan obat ini juga harus bersamaan dengan obat asam lambung.
“Prinsipnya, kalau dalam keadaan seperti ini lebih baik menggunakan obat luar, obat gosok, atau penggunaan Paracetamol,”
Untuk melakukan pengecekan, selain melihat gejala sakitnya, seperti muntah darah ataupun feses, dapat pula dilakukan pengecekan darah dan endoskopi. Pada kondisi yang sudah parah harsu segera mendapatkan transfusi darah
10 Alasan Mengapa Apoteker Adalah Calon Pasangan Idaman Anda
Berikut ini adalah 10 alasan mengapa seorang calon APOTEKER bisa jadi pasangan yang baik.
1. Menjadi apoteker itu susah
Anda bisa bayangkan untuk mendapatkan gelar apoteker, dibutuhkan waktu 4-5 tahun untuk lulus sarjana farmasi, kemudian anda butuh waktu 1-2 tahun untuk mendapatkan gelar profesi apoteker. Jadi bukanlah sebuah perkara yang mudah untuk menjadi seorang apoteker. Boleh tanya apa saja kenangan terindah seorang apoteker ketika kuliah, hmmm,…bisa : masalah praktikum, angkut2 buku, cuci2 alat dan betapa susahnya menemukan pasangan yang mau mengerti betapa gak sempetnya kita menjadi anak yang 100% gaul waktu kuliah. Berapa banyak rekan-rekan terpaksa kudu berhenti kul apoteker karena nilanya gak cukup. jadi sudah saatnya mungkin menyebutkan bahwa apoteker bukan orang biasa. Tapi kalau dibandingkan sama Superman, Batman dan Wonderwoman, apoteker cuman punya Jas praktikum yang warnanya putih kok.
Anda bisa bayangkan untuk mendapatkan gelar apoteker, dibutuhkan waktu 4-5 tahun untuk lulus sarjana farmasi, kemudian anda butuh waktu 1-2 tahun untuk mendapatkan gelar profesi apoteker. Jadi bukanlah sebuah perkara yang mudah untuk menjadi seorang apoteker. Boleh tanya apa saja kenangan terindah seorang apoteker ketika kuliah, hmmm,…bisa : masalah praktikum, angkut2 buku, cuci2 alat dan betapa susahnya menemukan pasangan yang mau mengerti betapa gak sempetnya kita menjadi anak yang 100% gaul waktu kuliah. Berapa banyak rekan-rekan terpaksa kudu berhenti kul apoteker karena nilanya gak cukup. jadi sudah saatnya mungkin menyebutkan bahwa apoteker bukan orang biasa. Tapi kalau dibandingkan sama Superman, Batman dan Wonderwoman, apoteker cuman punya Jas praktikum yang warnanya putih kok.
2.Born to be a Manager
Selain dari hal-hal yang saya sebutkan diatas, masih ada kok super duper apoteker yang bisa dijadikan teladan, salah satunya kami pinter manajemen waktu, karena kami harus membagi bagaimana mengikuti praktikum, kuliah, jjs, dugem dan kalau punya sih waktunya pacaran . Belum lagi kadang matakuliah dan praktikum sering tabrakan jadi membuat kita pada kepepet dan inovatif dalam mengatur semua itu.
Selain dari hal-hal yang saya sebutkan diatas, masih ada kok super duper apoteker yang bisa dijadikan teladan, salah satunya kami pinter manajemen waktu, karena kami harus membagi bagaimana mengikuti praktikum, kuliah, jjs, dugem dan kalau punya sih waktunya pacaran . Belum lagi kadang matakuliah dan praktikum sering tabrakan jadi membuat kita pada kepepet dan inovatif dalam mengatur semua itu.
Dalam
mendidik anak ada juga kok hal yang bisa diandalkan, minimal nih :
ketika anaknya punya tulisan yang jelek dia bakalan bilang “Wah kamu
calon dokter nak”. Jika dia menemukan anaknya main pasir dihalaman “wah
kamu calon nggerus puyer kayak saya”….
3. Teman curhat yang baik
Kami menghabiskan banyak waktu di kampus mendengarkan kuliah dan praktikum rasanya kami sudah terbiasa mendengarkan mendengarkan dan mendengarkan, namun tentu ini perlu bukti!!! Sebaiknya anda coba dulu curhat kepada apoteker di apotik, kemungkinan besar dia akan mendengarkan curhat anda. Mulai dari pacar, orang tua, Om, kakak, adek, nenek, engkong dan lain-lain.
Kami menghabiskan banyak waktu di kampus mendengarkan kuliah dan praktikum rasanya kami sudah terbiasa mendengarkan mendengarkan dan mendengarkan, namun tentu ini perlu bukti!!! Sebaiknya anda coba dulu curhat kepada apoteker di apotik, kemungkinan besar dia akan mendengarkan curhat anda. Mulai dari pacar, orang tua, Om, kakak, adek, nenek, engkong dan lain-lain.
Untuk
semua keluhan dan komplain ataupun curhat anda jawaban pamungkas dan
final mungkin cuman satu kok “Jika Sakit berlanjut hubungi dokter”, tapi
obatnya tetep beli di apotik saya ya”…..hehehe.
4. Aman buat anda yang gak bisa masak
Oh ya tentu saja, apoteker pandai dalam menjual obat, berdasarkan pengalaman dan data klinis dia akan menjelaskan kepada anda fungsi dan khasiat obat tersebut. Padahal sang apoteker belum pernah mencoba atau mencicipi obat-obatan yang dia jual lohh.
Oh ya tentu saja, apoteker pandai dalam menjual obat, berdasarkan pengalaman dan data klinis dia akan menjelaskan kepada anda fungsi dan khasiat obat tersebut. Padahal sang apoteker belum pernah mencoba atau mencicipi obat-obatan yang dia jual lohh.
Nah
kalau anda calon ibu mertua dan Istri yang masak “sayur terlalu asin”
maka tenang aja kita bakalan bilang “enaaak kokk bu” (karena yang
penting kan vitamin c nya)
5. Kami tahu dosis yang cocok untuk anda
Setiap orang mempunyai dosis tertentu berdasarkan berat badan, usia, dll. Oleh karena itu dibuatlah obat dalam bentuk sediaan dan dosis yang tepat untuk anda. Sebagai pasangan seorang apoteker sebaiknya anda bertanya kepada istri/suami anda “berapakah dosis yang cocok untuk anda ?”
Setiap orang mempunyai dosis tertentu berdasarkan berat badan, usia, dll. Oleh karena itu dibuatlah obat dalam bentuk sediaan dan dosis yang tepat untuk anda. Sebagai pasangan seorang apoteker sebaiknya anda bertanya kepada istri/suami anda “berapakah dosis yang cocok untuk anda ?”
Tenang
saja kok dosis yang paling kecil adalah 1x sehari,… kalau mau agak
tinggi bisa 3×2 ,… kalau perlu 3×1 sebelum makan,… kalau kurang bisa 3×3
kemudian di iter/diulangi,
kalau
anda kemaruk dan pengen dosis tinggi maka kami juga punya solusinya,
“Injeksi intravena SINGLE DOSE” dan kalau anda pingsan krn overdosis
maka masih ada kok Suppositoria yang (maaf) dimasukkan lewat an*s.
6.Biasa kerja merangkap
Seorang apoteker terbiasa bekerja pagi di Rumah Sakit kemudian Sore diapotik, atau pagi di apotik dan Sore dirumah sakit. Hebatnya apoteker nggak pernah ngeluh capek, paling-paling mengeluh masalah dengan pemilik apotek dan lain-lainnya. Seorang rekan saya ada yang Bekerja di RS dan Apotek dan kadang pulang ke rumah jam 9-10 malam.
Seorang apoteker terbiasa bekerja pagi di Rumah Sakit kemudian Sore diapotik, atau pagi di apotik dan Sore dirumah sakit. Hebatnya apoteker nggak pernah ngeluh capek, paling-paling mengeluh masalah dengan pemilik apotek dan lain-lainnya. Seorang rekan saya ada yang Bekerja di RS dan Apotek dan kadang pulang ke rumah jam 9-10 malam.
Oleh
karena itu jika anda yang menikahi seorang apoteker pastilah anda
seorang yang beruntung. Meskipun siap-siap anda bakalan ditinggalin
jomblo dirumah sendirian dirumah tapi tenang aja kok, sehebat-hebatnya
kami kerja rangkap, apoteker nggak bakalan Kawin sambil Lari, ……krn ntar kan ditangkep hansip
7. Pembersih-Pengering
Jika memulai praktek di laboratorium maka kami akan membersihkan peralatan kemudian membersihkannya kembali jika selesai. Bahkan boleh percaya kami mengeringkan tabung reaksi dengan hair dryer (satu hal yang bisa dibanggakan dari kami adalah kami selalu bawa-bawa peralatan kami sendiri). Jadi buat anda supaya pasangan anda bisa selalu berasa di laboratorium, anda bisa siapkan sebuah mortir dan buret di dapur anda, kemudian pujilah pasangan anda betapa pembersihnya dia dulu ketika melaksanakan praktek di Lab… Tapi jangan sekali-kali memberikan hadiah perkawinan sebuah Hair Dryer karena 75% apoteker pernah punya. baik itu pria ataupun wanita….hayo ngaku!!
Jika memulai praktek di laboratorium maka kami akan membersihkan peralatan kemudian membersihkannya kembali jika selesai. Bahkan boleh percaya kami mengeringkan tabung reaksi dengan hair dryer (satu hal yang bisa dibanggakan dari kami adalah kami selalu bawa-bawa peralatan kami sendiri). Jadi buat anda supaya pasangan anda bisa selalu berasa di laboratorium, anda bisa siapkan sebuah mortir dan buret di dapur anda, kemudian pujilah pasangan anda betapa pembersihnya dia dulu ketika melaksanakan praktek di Lab… Tapi jangan sekali-kali memberikan hadiah perkawinan sebuah Hair Dryer karena 75% apoteker pernah punya. baik itu pria ataupun wanita….hayo ngaku!!
8. Terbiasa menggunakan barang Elektronik
Sebut saja spektrofotometer, ICP, HPLC, Densitometer merupakan beberapa alat yang sangat familiar digunakan ketika kami kuliah. Sekarang di kehidupan nyata kami cepat menggunakan hape dan boleh percaya-atau-nggak beberapa rekan saya menjadi fesbuker canggih meskipun pake hape seadanya. Buat anda yang punya pasangan Apoteker jangan ragu-ragu untuk membelikan kami Sebuah TV LED, Blackberry,Iphone, Ipod dan Kulkas terbesar, Mobil mewah, dll….karena kami akan menerima dengan senang hati. Tapi ingat-ingat pesan saya ya, meskipun canggih dengan barang elektronik anda jangan sekali-kali membelikan pasangan anda sebuah “kursi Listrik”
Sebut saja spektrofotometer, ICP, HPLC, Densitometer merupakan beberapa alat yang sangat familiar digunakan ketika kami kuliah. Sekarang di kehidupan nyata kami cepat menggunakan hape dan boleh percaya-atau-nggak beberapa rekan saya menjadi fesbuker canggih meskipun pake hape seadanya. Buat anda yang punya pasangan Apoteker jangan ragu-ragu untuk membelikan kami Sebuah TV LED, Blackberry,Iphone, Ipod dan Kulkas terbesar, Mobil mewah, dll….karena kami akan menerima dengan senang hati. Tapi ingat-ingat pesan saya ya, meskipun canggih dengan barang elektronik anda jangan sekali-kali membelikan pasangan anda sebuah “kursi Listrik”
9. Pelayanan Berkualitas kepada Anda
Ini contohnya bagaimana Kami menyiapkan sirup kering berikut ini l :
Pertama kami akan membuka kemasannya, mengambil botol dan memutar tutup botolnya agar dapat diisi dengan air matang. kami kemudian mengocoknya dengan hati-hati.
Kedua. Kami akan memberikan sebuah etiket yang kemudian menuliskan nama anda kemudian dosis yang tepat dengan anda.
Ketiga. Kami akan menempelkan stiker dengan tulisan “Kocok Dahulu”
Keempat. Kami akan menjelaskan kepada anda bagaimana dosis dan cara mengunakan obat tersebut.
Ini contohnya bagaimana Kami menyiapkan sirup kering berikut ini l :
Pertama kami akan membuka kemasannya, mengambil botol dan memutar tutup botolnya agar dapat diisi dengan air matang. kami kemudian mengocoknya dengan hati-hati.
Kedua. Kami akan memberikan sebuah etiket yang kemudian menuliskan nama anda kemudian dosis yang tepat dengan anda.
Ketiga. Kami akan menempelkan stiker dengan tulisan “Kocok Dahulu”
Keempat. Kami akan menjelaskan kepada anda bagaimana dosis dan cara mengunakan obat tersebut.
Masih
belum puas juga ? kami punya etiket lain kok dengan tulisan “Awas obat
keras” atau kalau mau anda bisa kami berikan etiket merah dengan gambar
tengkorak.
10.Seorang apoteker bisa bahasa asing
Tenang aja lulusan apoteker bisa berbahasa asing loh, buktinya meskipun nggak pernah sekelas dengan Jennifer Lopez, shakira, Carlos Santana atau Ricky Martin Apoteker bisa Bahasa Latin. Tapi jangan coba-coba bicara bahasa latin karena apoteker tahu bahasa latin untuk membaca resep obat. Kalau mau merayu pacar pake bahasa latin bisa juga kok, coba deh kamu bilang :
Tenang aja lulusan apoteker bisa berbahasa asing loh, buktinya meskipun nggak pernah sekelas dengan Jennifer Lopez, shakira, Carlos Santana atau Ricky Martin Apoteker bisa Bahasa Latin. Tapi jangan coba-coba bicara bahasa latin karena apoteker tahu bahasa latin untuk membaca resep obat. Kalau mau merayu pacar pake bahasa latin bisa juga kok, coba deh kamu bilang :
“Darling
, Film Avatar ante coenam rujak cingur misce fac q.s” artinya: Say,
film avatar sebelum makan rujak cingur campur secukupnya”
“Sayang, nocte nih, Hora Somni, capekk dehhh” …artinya : Sayang, malem nih waktu tidur, capek dehh”
Ada
yang mau menambahkan boleh kok ?, sekali lagi maaf, bukan maksud saya
mengolok-olok atau menjelekkan, tapi ini hanya humor dan joke semata.
Minggu, 12 Februari 2012
PERKEMBANGAN DAN PENERAPAN PHARMACEUTICAL CARE
Profesi apoteker di awal abad ke-20 berperan sebagai pembuat dan peracik obat. Namun kemudian secara bertahap peran ini diambil alih oleh industri farmasi, sehingga pada pertengahan tahun 1960-an muncul suatu praktik baru yang disebut farmasi klinik. Kata “klinik”menunjukkan adanya keterlibatan kepentingan pasien (patient oriented), sehingga seorang apoteker dikatakan menjalankan praktik farmasi klinik jika ia dalam memberikan pelayanan farmasi mengambil tanggung jawab dalam upaya tercapainya hasil terapi yang optimal bagi pasien yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup pasien. Konsep ini kemudian pada tahun 1990-an dikenal dengan istilah Pharmaceutical Care. Implementasi Pharmaceutical Care tidak hanya berlaku untuk apoteker yang bekerja di rumah sakit saja tetapi juga bagi apoteker yang bekerja di tempat lain, seperti: apotek, industri farmasi dan institusi lain. Dalam konteks farmasi rumah sakit, pharmaceutical care ditandai dengan kepedulian akan keamanan dan efektifitas obat yang diberikan kepada pasien serta biaya pengobatan yang ekonomis melalui keterlibatan apoteker secara langsung dalam perawatan pasien dari hari ke hari bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain di rumah sakit. Sedangkan di farmasi komunitas, pharmaceutical care diterapkan melalui interaksi langsung apoteker dengan pasien dan keluarga saat mereka berkunjung ke apotek untuk mendapatkan obat.
PHARMACEUTICAL CARE
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa tujuan akhir dari Pharmaceutical Care adalah meningkatkan kualitas hidup pasien melalui pencapaian hasil terapi yang diinginkan secara optimal. Hasil terapi yang diinginkan dapat berupa :
- sembuh dari penyakit
- hilangnya gejala penyakit
- diperlambatnya proses penyakit
- pencegahan terhadap suatu penyakit.
Pasien yang mendapatkan obat mempunyai risiko untuk mengalami kejadian yang tidak diinginkan baik yang potensial maupun secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan, oleh sebab itu peran utama apoteker dalam Pharmaceutical Care adalah :
- Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat (DRP =
Drug Related Problem) baik yang potensial maupun nyata.
2. Mengatasi DRP yang nyata
3. Mencegah DRP yang potensial
Adapun masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dapat digolongkan sebagai berikut:1
1. Indikasi
Pasien mempunyai gangguan kesehatan yang memerlukan obat, tetapi pasien tidak mendapatkan obat untuk indikasi tersebut.
2. Pemilihan obat tidak tepat
3. Dosis terlalu rendah
4. Dosis terlalu tinggi
5. Pasien tidak mendapatkan obat karena suatu sebab (psikososial, ekonomi, human error)
6. Efek samping obat
7. Interaksi obat-obat , obat-makanan atau obat-uji laboratorium
8. Obat belum terbukti secara ilmiah efektif
PENERAPAN PHARMACEUTICAL CARE
Dalam praktik sehari-hari, ada banyak cara untuk mengimplementasikan Pharmaceutical Care, yaitu melalui bentuk pelayanan farmasi klinik yang secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
A. Pelayanan farmasi klinik yang bersifat umum :
- Pengambilan sejarah pengobatan pasien (Medication History-taking)
- Konsultasi penggunaan obat yang rasional bagi tenaga kesehatan lain maupun pasien
- Pemantauan penggunaan obat
- Partisipasi aktif dalam program monitoring efek samping obat, KFT, infeksi nosokomial, dan lain-lain.
B. Pelayanan farmasi klinik yang bersifat khusus :
- Informasi Obat
- Konseling
- Nutrisi Parenteral Total (TPN = Total Parenteral Nutrition)
- Pencampuran obat suntik (IV admixture)
- Penanganan obat sitotoksik
- Pemantauan kadar obat dalam darah (TDM =Therapeutic Drug Monitoring)
C. Pelayanan farmasi klinik yang bersifat spesialistik farmakoterapi :
Penyakit Dalam, Bedah, Pediatri, Geriatri, Kardiovaskuler, dan lain-lain.
Berikut ini diuraikan satu contoh penerapan pharmaceutical care yang dilakukan untuk pasien usia lanjut:
Memberikan pelayanan farmasi untuk pasien usia lanjut merupakan tantangan tersendiri. Pasien usia lanjut memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasien usia dewasa yang lebih muda. Umumnya pasien usia lanjut mempunyai banyak masalah kesehatan yang bersifat kronik dan mendapat banyak jenis obat. Survei yang pernah dilakukan di Klinik Geriatri RS Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2004 menunjukkan bahwa rata-rata pasien usia lanjut menderita 4 macam penyakit dan mendapatkan 6 jenis obat. Penggunaan obat pada pasien usia lanjut memerlukan perhatian khusus karena adanya perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik obat terkait proses penuaan. Risiko terjadinya reaksi yang tidak diharapkan (adverse drug reactions) dan interaksi obat juga akan meningkat seiring bertambahnya jumlah obat yang dikonsumsi. Banyaknya jenis obat dan rumitnya rejimen pengobatan membuat pasien usia lanjut, yang kemampuan kognitif dan fisiknya sudah mengalami penurunan, menjadi tidak patuh terhadap rejimen pengobatan yang telah ditetapkan. Selain itu, kondisi psikososial pasien usia lanjut sangat potensial untuk memperburuk status kesehatannya.
Pharmaceutical care untuk pasien usia lanjut pada dasarnya sama dengan yang untuk pasien golongan usia lain. Namun demikian, pengetahuan farmakoterapi pada pasien usia lanjut dan keterampilan berkomunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya perlu dikuasai dengan baik oleh apoteker yang akan memberikan pelayanan untuk pasien usia lanjut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:2,3
- Telaah rejimen obat (medication review)
- Penyiapan obat (dispensing)
- Pemberian informasi dan edukasi
- Pemantauan penggunaan obat
Telaah rejimen obat (medication review)
Telaah rejimen obat dimaksudkan untuk memastikan bahwa rejimen obat diberikan sesuai dengan indikasi kliniknya, efek obat yang merugikan dapat dicegah/diminimalkan dan kepatuhan pasien dapat dievaluasi.
Pada situasi dimana waktu apoteker terbatas untuk melakukan telaah rejimen obat pada semua pasien, maka kriteria pasien yang mendapat prioritas adalah: pasien dengan >5 obat, rejimen obat kompleks, obat dengan indeks terapi sempit, pasien mengalami efek samping obat yang serius, menderita >3 penyakit, mengalami gangguan kognitif, tidak mempunyai care-giver, tidak patuh, akan pulang dari perawatan di rumah sakit dan berobat pada banyak dokter.
Kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam telaah rejimen obat adalah melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat pasien. Dari kegiatan ini dapat diketahui obat-obat (obat resep, obat bebas, obat tradisional/jamu, suplemen) yang pernah dan sedang digunakan pasien sebelum dirawat di rumah sakit, kemungkinan adanya interaksi obat, bagaimana tingkat kepatuhan pasien, efek terapi yang dihasilkan dan efek samping obat yang dialami pasien. Seringkali pasien/keluarganya tidak mengetahui atau lupa nama obat yang pernah dan sedang digunakannya, sehingga ada baiknya meminta mereka untuk membawa serta obat-obat yang masih tersisa dan memperlihatkannya kepada kita. Kesulitan lain adalah pada saat pasien ditanya tentang efek yang dirasakan selama menggunakan obat, dimana kadang pasien tidak dapat mengungkapkan dengan jelas apa yang dirasakannya. Pasien/keluarga perlu dipandu dalam mengidentifikasi kemungkinan adanya efek samping obat, contoh: pada pasien yang mendapatkan kodein untuk menghilangkan nyeri, perlu ditanyakan apakah beliau mengalami kesulitan untuk buang air besar. Informasi yang didapat dari mereka harus dicek silang dengan data/informasi dari sumber lain (rekam medik, catatan pemberian obat, keterangan dokter dan perawat).
Obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh pasien -misalnya karena sudah dihentikan oleh dokter, adanya duplikasi atau obat sudah kadaluarsa- harus dipisahkan dan pasien/keluarga diberitahu mengenai hal ini. Jika teridentifikasi adanya ketidakpatuhan dalam menggunakan obat, maka apoteker perlu mencaritahu apa penyebab ketidakpatuhannya, apakah karena masalah ekonomi, ketidakyakinan akan khasiat obat, lupa, bosan, gejala penyakit sudah hilang, adanya efek samping, takut ketergantungan, rasa obat yang tidak enak, adanya keterbatasan kemampuan fisik, gangguan kesehatan jiwa, atau kurangnya pemahaman tentang penyakit dan obat yang digunakannya. Sebaiknya dokter maupun apoteker melibatkan pasien/keluarga dalam proses pengambilan keputusan tentang terapi yang akan dijalankan setelah mereka diberi informasi yang benar dan sejelas-jelasnya. Dengan demikian, diharapkan pasien/keluarga akan lebih bertanggungawab atas keputusan yang telah disepakati dan mematuhi rejimen pengobatan.
Pada saat melakukan telaah terhadap obat-obat yang baru diresepkan dokter, apoteker perlu meneliti apakah ada masalah terkait obat, misalnya: indikasi obat tidak jelas atau sebaliknya -kondisi medis pasien memerlukan terapi obat tetapi pasien tidak diberikan obat, pilihan obat tidak tepat, rejimen tidak tepat (rute, dosis, interval pemberian, durasi) dan interaksi obat. Fenomena prescribing cascade sering terjadi dimana pasien diberikan suatu obat untuk mengatasi efek merugikan dari obat lain. Banyaknya gejala klinik yang ditunjukkan pasien usia lanjut sering menyulitkan dokter untuk menentukan prioritas terapi yang tepat. Untuk itu perlu dibuat kerangka masalah yang menggambarkan keterkaitan antar gejala atau kondisi klinik, sehingga dapat terlihat mana yang menjadi akar permasalahannya, dengan demikian penanganan terapi menjadi terarah. Jika masalah utama dapat diatasi, maka diharapkan gejala-gejala lain yang merupakan akibat dari masalah utama tersebut dengan sendirinya juga akan teratasi, sehingga tidak perlu polifarmasi. Apoteker hendaknya mendiskusikan temuan masalah dengan dokter.
PERAN DAN FUNGSI APOTEKER DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT
PERAN DAN FUNGSI APOTEKER DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT
1. MENURUT UNDANG – UNDANG
Yang dari peraturan perundang-undangan adalah terdapat pada :
1. Reglement DVG.
2. Ordonansi Obat Keras (Stbl No 419 Th 1949).
3. Undang – undang No 23 Th 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang – undang No 22 Th 1997 tentang Narkotika.
5. Undang – undang No 5 Th 1997 tentang Psikotropika.
6. Permenkes No 922 / 1993.
7. SK. Menkes No 1332/2002 tentang perubahan Permenkes No 922/93.
8. SK. Menkes No 347/1990 dan No 924/1993 tentang DOWA.
9. Peraturan Pemerintah No 20 Th 1962 tentang Sumpah Apoteker.
10. SK. Menkes No 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004 tentang Standart Pelayanan di Apotik.
Dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 telah diatur tentang peranan profesi apoteker, yakni pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengem- bangan obat dan obat tradisional.
Keharusan apoteker berada pada sepanjang jam buka apotek telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotek. Dalam Pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dinyatakan bahwa orientasi pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser dari obat ke pasien yang mengacu pada pharmaceutical care.
Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apoteker Pengelola Apotek terkena ketentuan seperti dimaksud pada Keputusan Menteri Kesehatan 1332/MenKes/SK/X/2002 (Pasal 19 ayat 1) yang menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, Apoteker Pengelola Apotik harus menunjuk Apoteker pendamping.
Dari peraturan perundang-undangan tersebut Peran dan Fungsi Apoteker di Apotik yang melayani langsung pasien adalah sebagai :
- PELAYAN
- MANAJER
Sebagai Pelayan adalah :
1. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus dan menempatkan obat dalam wadah / bungkus yang cocok dan memeriksa serta memberi etiket dengan teliti.
2. Memberikan informasi / konsultasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan masyarakat.
Sebagai Manajer adalah :
- Menyusun prosedur tetap.
- Mengelola obat, sumber daya manusia, peralatan dan uang di Apotik.
Sebagai Pelayan sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan adalah :
1. Melayani resep dan non resep.
2. Promosi dan edukasi.
3. Pelayanan residensial ( home care ).
1. Sebagai Pelayan Resep melakukan :
a. Skrining / pembacaan resep, melakukan :
- Pemeriksaan persyaratan administrative resep :
a. Nama dokter, alamat, SIP.
b. Tanggal penulisan
c. Paraf / tanda tangan.
d. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, berat badan.
e. Signa ( cara pakai ) yang jelas.
f. Informasi lainnya.
- Kesesuaian farmasetik :
a. Bentuk sediaan.
b. Dosis.
c. Potensi.
d. Stabilitas.
e. Inkomptabilitas.
f. Cara dan lama pemberian.
- Pertimbangan klinis :
a. Alergi.
b. Efek samping.
c. Interaksi.
b. Penyiapan obat ( buat protap – protap )
- Peracikan ( hitung, sediakan, campur, kemas, label )
- Penyerahan obat.
- Pemberian informasi dan konseling.
- Monitoring penggunaan obat ( penyakit CVS, DM, TBC ).
2. Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan :
a. Swa medikasi ( dengan medication record ).
b. Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.
3. Sebagai tenaga Pelayanan Residensi ( home care ) :
Untuk penyakit kronis ( dengan medication record ).
Sebagai manajer :
- Mengelola sumber daya ( resources ) di Apotik secara efektif dan efisien.
- Membuat prosedur tetap untuk masing – masing pelayanan.
Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah Sakit
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.
Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai :
Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat
harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang dilakukan para dokter tetap rasional.
Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatan
Fungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital Pharmacist) adalah sebagai berikut :
a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakit
b. Membuat obat yang sederhana
c. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasi
d. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien maupun bagian Rumah Sakit
e. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian Rumah Sakit.
f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan darurat
g. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventory
h. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika, biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakit
i. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat dan lain-lain orang yang berkepentingan
j. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas kedokteran/perawat
k. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic
2. KENYATAAN YANG ADA DI LAPANGAN
Di Indonesia, kenyataan menunjukkan bahwa apoteker sebagai peran sentral dan bertanggung jawab penuh dalam memberikan informasi obat kepada masyarakat belum melaksanakan dengan baik, bahkan dapat disebut kesenjangan ini terlalu lebar. Berdasarkan hasil wawancara di 19 apotek di Jawa beberapa waktu lalu, terungkap bahwa sekitar 50 persen pengunjung belum pernah bertemu dengan apotekernya, dan hanya 5,3 persen apoteker yang memberikan informasi obat kepada pembeli.
Kesenjangan ini memberikan kesan dan citra yang kurang baik bagi profesi apoteker. Masyarakat tentunya merasa sekali kekuranghadiran apoteker dalam setiap melayani langsung kepada pasien. Di mata mereka, sosok apoteker semakin tidak jelas kedudukan spesifiknya. Dan dampak lanjutannya, sedikit banyak masyarakat akan meremehkan peran dan fungsi apoteker di apotek.
Dalam Undang – undang sudah jelas sekali disebutkan bahwa pelayanan obat atas resep dokter dan Pelayanan Informasi Obat merupakan pekerjaan kefarmasian. Namun fakta yang ada di lapangan yaitu Apotik dan Rumah Sakit, seringkali peran farmasis dipertanyakan fungsinya dalam upaya kesehatan pasien. Apoteker seringkali tidak tidak melakukan pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat.
Faktanya di Apotik yang melakukan pelayanan obat atas resep dokter pelayanan informasi obat adalah asisten apoteker atau pegawai apotik yang hanya lulusan smu saja, karena Apoteker tidak datang tiap hari di Apotik melainkan sebulan hanya 1 kali datang ke Apotik dan itu pun hanya beberapa jam.
Umumnya sebagian besar apoteker bukanlah sebagai Pemilik Sarana apotek ( PSA ). Mereka bekerja hanya sebagai penanggung jawab, selebihnya yang berperan aktif adalah PSA. Sehingga bekerja di apotek bukan sebagai pekerjaan pokok tetapi pekerjaan sambilan. Waktu kerja mereka lebih difokuskan dan dicurahkan untuk pekerjaan pokoknya. Maka tak heran bila seorang apoteker bisa bekerja di beberapa tempat atau berwiraswasta. Jam kerja di apotek biasa mereka lakukan setelah waktu kerja pokok mereka selesai
Banyak sekali apoteker yang belum secara utuh menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan masyarakat awam ( pasien ) kurang mengenal profesi Apoteker, bahkan oleh para tenaga kesehatan farmasis/Apoteker masih dipandang sebelah mata. Sementara itu di dalam rumah sakit apoteker masih sedikit atau tidak banyak yang melakukan tugasnya secara utuh kerena kebanyakan rumah sakit masih tenaga apoteker masih sedikit atau di satu rumah sakit hanya ada 1 atau beberapa saja apotekernya dan tidak banyak. Dengan sedikitnya apoteker di rumah sakit, maka apoteker tidak bisa mendampingi pasien dalam penggunaan obat yang baik.
3. TANGGAPAN
Menurut saya bila para farmasis di Indonesia masih tetap mempertahankan sikap dan tingkah lakunya yang sekarang dalam menjalankan keprofesiannya saya yakin, sampai kapanpun keprofesian apoteker akan makin tersisih dalam dunia kesehatan. Apalagi dengan posisi kepala BPOM yang saat ini diduduki oleh dokter, bila para farmasis apoteker masih merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang maka apoteker tidak akan memperoleh eksistensinya di dunia kesehatan. Meskipun dalam hal ini peran para birokrat yang duduk di pemerintahan juga merupakan pengaruh utama mengapa sampai kursi kepala BPOM tersebut bisa sampai diduduki oleh dokter.
Untuk PSA (Pemilik Sarana Apotik) sebagai pemilik modal utama diharapkan untuk memberikan kesempatan dan peluang bagi apoteker untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya, khususnya dalam menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Karena keberhasilan strategis bisnis apapun yang dijalankan sangat ditentukan apabila setelah mendapat informasi obat dalam diri pasien tumbuh kepuasan dan keyakinan akan sembuh. Apoteker harus konsisten dengan profesinya dan mampu melakukan kerja yang benar-benar profesional di apotik, tanpa pamrih, bukan seperti apoteker amatiran yang selama ini dilakoni oleh kebanyak teman sejawat kita (seperti apoteker yg kerja rangkap itu) . Apotek Profesi akan selalu kokoh walau diterjang oleh badai apapun termasuk badai Globalisasi. Apoteker harus mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat , tidak boleh lemah dan menyerah dengan sedikit saja persaingan yang tidak sehat dalam kancah perperangan bisnis obat.
Dan sebaiknya di sebuah rumah sakit harus ada tenaga apoteker yang lumayan banyak atau minimal tiap poliklinik di rumah sakit memiliki 1 apoteker sehingga apoteker bisa melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai perannya di rumah sakit. Apoteker juga harus sering banyak komunikasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain tentang ilmu kesehatan, pengobatan dan lain – lain, karena dengan itu apoteker bisa dikatakan ada dan tidak dipandang sebelah mata oleh tenaga kesehatan lain.
1. MENURUT UNDANG – UNDANG
Yang dari peraturan perundang-undangan adalah terdapat pada :
1. Reglement DVG.
2. Ordonansi Obat Keras (Stbl No 419 Th 1949).
3. Undang – undang No 23 Th 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang – undang No 22 Th 1997 tentang Narkotika.
5. Undang – undang No 5 Th 1997 tentang Psikotropika.
6. Permenkes No 922 / 1993.
7. SK. Menkes No 1332/2002 tentang perubahan Permenkes No 922/93.
8. SK. Menkes No 347/1990 dan No 924/1993 tentang DOWA.
9. Peraturan Pemerintah No 20 Th 1962 tentang Sumpah Apoteker.
10. SK. Menkes No 1027/ Menkes/ SK/ IX/ 2004 tentang Standart Pelayanan di Apotik.
Dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 telah diatur tentang peranan profesi apoteker, yakni pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengem- bangan obat dan obat tradisional.
Keharusan apoteker berada pada sepanjang jam buka apotek telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotek. Dalam Pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dinyatakan bahwa orientasi pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser dari obat ke pasien yang mengacu pada pharmaceutical care.
Pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apoteker Pengelola Apotek terkena ketentuan seperti dimaksud pada Keputusan Menteri Kesehatan 1332/MenKes/SK/X/2002 (Pasal 19 ayat 1) yang menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, Apoteker Pengelola Apotik harus menunjuk Apoteker pendamping.
Dari peraturan perundang-undangan tersebut Peran dan Fungsi Apoteker di Apotik yang melayani langsung pasien adalah sebagai :
- PELAYAN
- MANAJER
Sebagai Pelayan adalah :
1. Membaca resep dengan teliti, meracik obat dengan cepat, membungkus dan menempatkan obat dalam wadah / bungkus yang cocok dan memeriksa serta memberi etiket dengan teliti.
2. Memberikan informasi / konsultasi tentang obat kepada pasien, tenaga kesehatan masyarakat.
Sebagai Manajer adalah :
- Menyusun prosedur tetap.
- Mengelola obat, sumber daya manusia, peralatan dan uang di Apotik.
Sebagai Pelayan sesuai dengan standar pelayanan yang sudah ditetapkan adalah :
1. Melayani resep dan non resep.
2. Promosi dan edukasi.
3. Pelayanan residensial ( home care ).
1. Sebagai Pelayan Resep melakukan :
a. Skrining / pembacaan resep, melakukan :
- Pemeriksaan persyaratan administrative resep :
a. Nama dokter, alamat, SIP.
b. Tanggal penulisan
c. Paraf / tanda tangan.
d. Nama pasien, alamat, umur, jenis kelamin, berat badan.
e. Signa ( cara pakai ) yang jelas.
f. Informasi lainnya.
- Kesesuaian farmasetik :
a. Bentuk sediaan.
b. Dosis.
c. Potensi.
d. Stabilitas.
e. Inkomptabilitas.
f. Cara dan lama pemberian.
- Pertimbangan klinis :
a. Alergi.
b. Efek samping.
c. Interaksi.
b. Penyiapan obat ( buat protap – protap )
- Peracikan ( hitung, sediakan, campur, kemas, label )
- Penyerahan obat.
- Pemberian informasi dan konseling.
- Monitoring penggunaan obat ( penyakit CVS, DM, TBC ).
2. Sebagai tenaga Promosi dan Edukasi, melakukan :
a. Swa medikasi ( dengan medication record ).
b. Penyebaran brosur, poster tentang kesehatan.
3. Sebagai tenaga Pelayanan Residensi ( home care ) :
Untuk penyakit kronis ( dengan medication record ).
Sebagai manajer :
- Mengelola sumber daya ( resources ) di Apotik secara efektif dan efisien.
- Membuat prosedur tetap untuk masing – masing pelayanan.
Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah Sakit
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.
Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai :
Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai perkembangan baru dalam bidang obat
harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang dilakukan para dokter tetap rasional.
Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatan
Fungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital Pharmacist) adalah sebagai berikut :
a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakit
b. Membuat obat yang sederhana
c. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasi
d. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien maupun bagian Rumah Sakit
e. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian Rumah Sakit.
f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan darurat
g. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventory
h. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika, biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakit
i. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat dan lain-lain orang yang berkepentingan
j. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas kedokteran/perawat
k. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic
2. KENYATAAN YANG ADA DI LAPANGAN
Di Indonesia, kenyataan menunjukkan bahwa apoteker sebagai peran sentral dan bertanggung jawab penuh dalam memberikan informasi obat kepada masyarakat belum melaksanakan dengan baik, bahkan dapat disebut kesenjangan ini terlalu lebar. Berdasarkan hasil wawancara di 19 apotek di Jawa beberapa waktu lalu, terungkap bahwa sekitar 50 persen pengunjung belum pernah bertemu dengan apotekernya, dan hanya 5,3 persen apoteker yang memberikan informasi obat kepada pembeli.
Kesenjangan ini memberikan kesan dan citra yang kurang baik bagi profesi apoteker. Masyarakat tentunya merasa sekali kekuranghadiran apoteker dalam setiap melayani langsung kepada pasien. Di mata mereka, sosok apoteker semakin tidak jelas kedudukan spesifiknya. Dan dampak lanjutannya, sedikit banyak masyarakat akan meremehkan peran dan fungsi apoteker di apotek.
Dalam Undang – undang sudah jelas sekali disebutkan bahwa pelayanan obat atas resep dokter dan Pelayanan Informasi Obat merupakan pekerjaan kefarmasian. Namun fakta yang ada di lapangan yaitu Apotik dan Rumah Sakit, seringkali peran farmasis dipertanyakan fungsinya dalam upaya kesehatan pasien. Apoteker seringkali tidak tidak melakukan pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat.
Faktanya di Apotik yang melakukan pelayanan obat atas resep dokter pelayanan informasi obat adalah asisten apoteker atau pegawai apotik yang hanya lulusan smu saja, karena Apoteker tidak datang tiap hari di Apotik melainkan sebulan hanya 1 kali datang ke Apotik dan itu pun hanya beberapa jam.
Umumnya sebagian besar apoteker bukanlah sebagai Pemilik Sarana apotek ( PSA ). Mereka bekerja hanya sebagai penanggung jawab, selebihnya yang berperan aktif adalah PSA. Sehingga bekerja di apotek bukan sebagai pekerjaan pokok tetapi pekerjaan sambilan. Waktu kerja mereka lebih difokuskan dan dicurahkan untuk pekerjaan pokoknya. Maka tak heran bila seorang apoteker bisa bekerja di beberapa tempat atau berwiraswasta. Jam kerja di apotek biasa mereka lakukan setelah waktu kerja pokok mereka selesai
Banyak sekali apoteker yang belum secara utuh menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan masyarakat awam ( pasien ) kurang mengenal profesi Apoteker, bahkan oleh para tenaga kesehatan farmasis/Apoteker masih dipandang sebelah mata. Sementara itu di dalam rumah sakit apoteker masih sedikit atau tidak banyak yang melakukan tugasnya secara utuh kerena kebanyakan rumah sakit masih tenaga apoteker masih sedikit atau di satu rumah sakit hanya ada 1 atau beberapa saja apotekernya dan tidak banyak. Dengan sedikitnya apoteker di rumah sakit, maka apoteker tidak bisa mendampingi pasien dalam penggunaan obat yang baik.
3. TANGGAPAN
Menurut saya bila para farmasis di Indonesia masih tetap mempertahankan sikap dan tingkah lakunya yang sekarang dalam menjalankan keprofesiannya saya yakin, sampai kapanpun keprofesian apoteker akan makin tersisih dalam dunia kesehatan. Apalagi dengan posisi kepala BPOM yang saat ini diduduki oleh dokter, bila para farmasis apoteker masih merasa nyaman dengan keadaan yang sekarang maka apoteker tidak akan memperoleh eksistensinya di dunia kesehatan. Meskipun dalam hal ini peran para birokrat yang duduk di pemerintahan juga merupakan pengaruh utama mengapa sampai kursi kepala BPOM tersebut bisa sampai diduduki oleh dokter.
Untuk PSA (Pemilik Sarana Apotik) sebagai pemilik modal utama diharapkan untuk memberikan kesempatan dan peluang bagi apoteker untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya, khususnya dalam menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Karena keberhasilan strategis bisnis apapun yang dijalankan sangat ditentukan apabila setelah mendapat informasi obat dalam diri pasien tumbuh kepuasan dan keyakinan akan sembuh. Apoteker harus konsisten dengan profesinya dan mampu melakukan kerja yang benar-benar profesional di apotik, tanpa pamrih, bukan seperti apoteker amatiran yang selama ini dilakoni oleh kebanyak teman sejawat kita (seperti apoteker yg kerja rangkap itu) . Apotek Profesi akan selalu kokoh walau diterjang oleh badai apapun termasuk badai Globalisasi. Apoteker harus mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat , tidak boleh lemah dan menyerah dengan sedikit saja persaingan yang tidak sehat dalam kancah perperangan bisnis obat.
Dan sebaiknya di sebuah rumah sakit harus ada tenaga apoteker yang lumayan banyak atau minimal tiap poliklinik di rumah sakit memiliki 1 apoteker sehingga apoteker bisa melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai perannya di rumah sakit. Apoteker juga harus sering banyak komunikasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain tentang ilmu kesehatan, pengobatan dan lain – lain, karena dengan itu apoteker bisa dikatakan ada dan tidak dipandang sebelah mata oleh tenaga kesehatan lain.
Langganan:
Postingan (Atom)